Sumber : http://agfcompetition.wix.com/2014
"AGF Competition 2014 merupakan sayembara arsitektur yang bertema tentang seni dimana seni sebagai sarana aktualisasi diri, mejadi salah satu aktivitas untuk meningkatkan index of happiness sebuah kota."
Tim Desain Kotak Apung Art Space adalah 3 orang mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro, yang berusaha menggali potensi diri di mata kuliah pilihan Arsitektur Lansekap Lanjutan. Mereka adalah Veronika Dyah Setiati, Suhargo Tri Hartanto, dan Glandiscepa Chahyanita D.
Tim Desain Kotak Apung Art Space Semarang Ki-ka : Glandiscepa Chahyanita D, Suhargo Tri Hartanto, Veronika Dyah Setiati Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Dr. Ir. Eddy Prianto, CES, DEA Dosen Mata Kuliah Pilihan Arsitektur Lansekap Lanjutan Sumber : http://pildek.ft.undip.ac.id/ |
Tumpukan Peti Kemas yang ada di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang Sumber : http://img2.bisnis.com/ |
Balai Yasa sendiri merupakan bangunan kuno bersejarah yang ada di Kota Semarang yang tidak dimaksimalkan potensinya. Karena tidak adanya kepedulian dari stakeholder, Balai Yasa yang dulunya merupakan bengkel kereta api, kini hanyalah bangunan kosong tanpa ruh yang tenggelam oleh waktu serta air rob. Tragis. Bangunan bersejarah yang punya banyak cerita tidak dihargai lebih baik dibanding ruko dan indomaret di Kota Lumpia ini :)
Balai Yasa Semarang Sumber : http://4.bp.blogspot.com/ |
Komunitas Jazz Ngisoringin Sumber : http://www.ngayogjazz.com/ |
Lembar 2 Kotak Apung Art Space Semarang.
Pada lembar 2 berisi tampak, potongan, perspektif, serta sekuens dari Kotak Apung Art Space Semarang.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
|
Lembar 3 Kotak Apung Art Space Semarang.
Lembar 3 menyajikan konten bird-eye view Kotak Apung Art Space Semarang.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
|
Lembar 4 Kotak Apung Art Space Semarang.
Pada lembar 4 merupakan perspektif dari panggung untuk komunitas Jazz Ngisoringin yang merupakan "gong"nya.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
|
Bersama tim desain art space lainnya yang juga dari Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro. Senyum lepas tapi mata ngeganjel :) Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Menurut saya pribadi sih... seni yang dihargai adalah bukti suksesnya peradaban manusia, entah pendapat orang lain. Seni kadang dianggap remeh, namun tanpa disadari setiap tingkah laku yang diperbuat manusia adalah seni. Seni berkomunikasi dengan manusia lainnya, seni menghargai dirinya sendiri (simpelnya dengan berusaha berpenampilan yang menarik), seni menghargai rasa dan keyakinannya, dan seni lain yang mungkin tidak kita sadari bahwa itu adalah seni.
"Seni lebih dari sekedar kata, lebih dari sekedar definisi, lebih dari sekedar bentuk, lebih dari sekedar visual, namun lebih kepada olah rasa. Maka dari itu selamat berseni, fellas." - Veronika Dyah Setiati, gadis kritis tapi malas (Mengutip salah satu pesan di game botol "Aku di Matamu" dari seorang teman.)
- Fin -
Nice concept..
BalasHapusTapi bagaimana jika rob? Akses? Parkir?
...
Yg pasti teruslah berkarya, beranilah untuk mengeksplorasi desain
...
sukses yaa
terimakah Mas Eko untuk apresiasinya. Memang konsep yang kami buat masih terlalu mentah sampai tidak memikirkan masalah2 yang ada di tapak (kondisi eksisting), tapi masukan ini akan jadi dasar eksplorasi desain yang berikutnya agar tidak terlalu banyak manipulasi hehehe
Hapuskonsepnya bagus...
BalasHapustapi, pada bagian Kontainer spesifikasi detailnya adakah?...
maksudnya, kalo' banjir datang tiba2 bagaimana sistem pembuangannya?...
mudah2an pada saat akan diimplementasikan nanti, spesifikasi detailnya ada (walaupun tidak akan dipublikasikan di blog ini)...
sukses selalu ya...
salam,
titis
masalah spesifikasi material dan bahan memang tidak kita pikirkan hehe. ya mungkin karena itu kita gak bisa masuk big 5 sayembara ini. Terima kasih Mas Titis untuk masukannya :)
Hapus